Rabu, 15 Maret 2017

Refleksi Filosofis Pembangunan Masyarakat

Refleksi Filosofis Pembangunan Masyarakat

Ini adalah sebuah refleksi saya tentang uraian filsafat pembangunan masyarakat yang kemarin diungkapkan oleh Prof. Enceng. Pada dasarnya pembangunan merupakan usaha untuk menuju kepada sesuatu yang lebih baik dengan menggunakan berbagai cara, tentunya dengan cara yang baik.
Manusia sebagai pemimpin di dunia ini dituntut melakukan perubahan dari kondisi awal (yang kurang baik) kepada kondisi yang lebih baik, sebab pembangunan melibatkan perubahan sikap manusia sebagai individu pembangun. Sikap yang bagaimana agar pembangunan didalam masyarakat berhasil, yaitu sikap yang inovatif, kreatif dan konstruktif. Seperti dikatakan dalam Surat Hud ayat 61 , bahwa ....." Allah menciptakan manusia dan manusia yang jadi pemakmurnya"....
Manusia hidup tentu memiliki tujuan (cita-cita), dalam mencapai tujuan itu perlu dilakukan perjuangan. Dengan perjuangan inilah modal kita untuk merubah sesuatu hal.
Seperti dikatakan di Surat Ar Rad ayat 11, bahwa : "Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ". Adalah suatu hal yang wajar bila manusia selalu berharap ingin yang mudah-mudah saja, tidak mau menempuh suatu yang sulit, dan biasanya cemas menghadapi kesulitan.
Dari Al Quran dan hadist tersirat bahwa perwujudan keadaan yang membuahkan hasil adalah kemampuan manusia untuk berpikir untuk meyakinkan dirinya yang terbaik sehingga dapat mewujudkan cita-cita, hal ini tentu sebagai sebuah kemurahan Allah SWT. Tuhan Sekalian Alam. Artinya, manusia jangan pernah menyerah dengan tangtangan kesulitan hidup, segalanya harus dihadapi dengan optimis. Manusia harus berjuang memakmurkan isi bumi. Dalam perjuangan menuju cita-cita itu manusia dibekali fitrah (potensi). Potensi tersebut perlu didayagunakan, seperti apakah potensi tersebut?
Pertama, Harga diri .
Kedua, Curiocity, dorongan untuk selalu ingin tahu,
Ketiga, menolong ( Al Maidah ayat 2)
Keempat, Kerjasama,
Kelima, Berjuang (Al- Balad ayat 4).

Manusia diciptakan Allah untuk berjuang menghadapi kesulitan. Menurut surat ini, manusia haruslah bersusah payah mencari kebahagiaan dan Allah sendiri telah menunjukkan jalan yang membawa kepada kebaikan, dan jalan yang membawa kepada kesengsaraan. Allah menggambarkan bahwa jalan yang membawa pada kebahagiaan itu lebih sulit menempuhnya daripada yang membawa kepada kesengsaraan. Allahu Akbar, Segala puji bagi Allah.
Pembangunan masyarakat adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk merubah sebuah masyarakat menjadi lebih baik dengan mencurahkan segala tenaga, pikiran dan perjuangan. Perubahan pembangun masyarakat akan terjadi bila "kadar untuk mencapai perubahannya" tinggi. Kadar disini ditentukan oleh sikap mental pembangun itu sendiri. Siapa pembangun itu, kita, masyarakat dan para pemimpin mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah. Sayang kelihatannya kemauan baik kita untuk membangun dalam sebuah pembangunan masih rendah. Seperti itukah ? Entahlah.
Kini Desa memiliki potensi besar untuk menjadi vocal point dalam mengembangkan desa dengan berlandaskan pada filosofi pembangunan masyarakat yang mengutamakan kemampuan sendiri, memberdayakan diri sendiri dan bangkit bersama sama membangun bangsa. Sejalan dengan penghargaan pada desa untuk membangun desanya sendiri dari pemerintah dengan keluarnya Terbitnya UU No. 6 Tahun  2014 tentang Desa, yang selanjutnya disebut dengan UU Desa, menjadi sebuah titik awal harapan desa untuk bisa menentukan posisi, peran dan kewenangan atas dirinya. Harapan supaya desa bisa bertenaga secara sosial dan berdaulat secara politik sebagai fondasi demokrasi desa, seta berdaya secara ekonomi dan bermartabat secara budaya sebagai wajah kemandirian desa dan pembangunan desa. Harapan tersebut semakin menggairah ketika muncul kombinasi antara azas rekognisi dan subsidiaritas sebagai azas utama yang menjadi ruh UU ini.

Ada filsafat isu tentang sifat mental orang barat dan orang timur, " Sikap mental orang barat selalu melihat kedepan, sementara sikap mental orang timur cenderung ke bawah sehingga dorongan untuk majunya tidak begitu cepat".
Uraian yang menarik bagi saya Prof...begitu saya bergumam dalam hati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar