Senin, 20 Maret 2017

Konsep Kelompok

maknai lah gambar ini oleh kalian
Kali ini saya ingin berbagi mengenai Konsep dasar kelompok.  Menjadi praktisi Pendidikan Luar Sekolah yang akan terjun ke masyarakat kelak seorang praktisi PLS harus memahami konsepsi kelompok. Kelompok ini biasanya ada dalam lingkungan masyarakat yang memberi pengaruh pada sebuah keputusan pada masyarakat baik dalam menerima inovasi baru ataupun menolak sebuah inovasi.
Memahami sebuah kelompok yang ada dalam masyarakat, ketertarikan seseorang masuk ke dalam kelompok dan keterlibatnnya dalam kelompok akan berpengaruh pada pola pikir ia dalam berpartisipasi untuk berperan dalam masyarakatnya. Praktisi PLS perlu
mendalami konsepsi sebagai bekal dalam memfasilitasi individu dalam kelompok di masyarakat.
A.     PENGERTIAN KELOMPOK
Banyak pendekatan untuk mengkonseptualisasikan pengertian kelompok. Para ahli membahas dari sisi yang berbeda. Ada pun dari sudut pandang tersebut antara lain meliputi pandangan yang mendasarkan pada :
Persepsi, motivasi, tujuan kelompok, organisasi kelompok, interpendensi, dan interaksi
1.       Pengertian Kelompok Berdasarkan Persepsi
Dalam hal ini anggota-anggota kelompok tersebut mempersepsi setiap anggota menyadari hubungan mereka dengan anggota lain. Seperti dikemukakan Smith bahwa kelompok sosial adalah sebagai satu unit terdiri dari sejumlah orang yang memiliki persepsi kolektif, mengenai kesatuan mereka, dan memiliki kemampuan untuk bertindak dalam cara yang sama terhadap lingkungan mereka (Iskandar, 1990:120)
2.       Pengertian Kelompok Berdasarkan Motivasi
      Pandangan ini terjadi karena para ahli mengamati adanya individu-individu yang bergabung dalam satu kelompok, dan mereka merasa yakin bahwa dengan bergabungnya pada satu kelompok, maka kebutuhan yang muncul pada dirinya dapat terpenuhi. Cattel mengatakan bahwa kelompok adalah kumpulan individu yang dalam hubungannya dapat memuaskan kebutuhan satu sama lainnya (Iskandar, 1990:19).
3.       Pengertian Kelompok Berdasarkan Tujuan
      Pengertian ini sangat dekat artinya dengan bahasan kelompok yang mendasarkan pada motivasi. Seperti yang dikemukakan Mills bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, dan berbeda pada satu kelompok untuk satu tujuan dan mereka mempertimbangkan bahwa kontaknya mempunyai arti (Iskandar, 1990:120).
4.       Pengertian Kelompok Berdasarkan Organisasi
      Pengertian ini lebih mendasarkan pada bahasan sosiologi. Karena sosiologi mempunyai tingkatan analisi yang terkecil adalah kelompok, sedangkan pada psikologi tingkat analisis yang terendah adalah individual. mcDavid dan Harari mengatakan kelompok adalah suatu sistem yang diorganisasikan pada dua orang atau lebih yang dihubungkan satu dengan lainnya yang  mana sistem tersebut menunjukan fungsi yang sama, memiliki sekumpulan standar (patokan) peran dalam berhubungan antar anggotanya dan memiliki sekumpulan norma yang mengatur fungsi kelompok dan setiap anggotanya. (Iskandar 1990:120).
5.       Pengertian Kelompok Berdasarkan Interdependensi
      aspek terpenting dalam hal individu-individu yang berkelompok disebabkan faktor saling ketergantungan satu dengan lainnya. Lewin mengatakan bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah kelompok sebagai kelompok yang dinamik, yang menunjukan saling ketergantungan masing-masing anggota yang direalisasikan dalam persamaan tujuan (Yusuf, 1988:20)
6.       Pengertian Kelompok Berdasarkan pada Interaksi
      Boner mengemukakan kelompok adalah sejumlah orang yang berinteraksi dengan sesama lainnya, dan interaksi ini (proses interaksi) membedakan bentuk kelompok-kelompok bersama dengan kelompok yang lainnya.


B.      CIRI-CIRI KELOMPOK
Soetarno (1994:31-34) dalam buku psikologi sosial mengutip hasil penelitian para ahli sosiologi dan ahli psikologi sosial yang menunjukan bahwa kelompok sosial mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu :
1.       Adanya motif yang sama (kelompok sosial terbentuk karena anggota-anggotanya mempunyai motif yang sama)
2.       Adanya Sikap In-Group dan Out-Group (jika ada sekelompok manusia yang mempunyai tugas yang sulit atau yang mengalami kepahitan hidup bersama, mereka akan menunjukan tingkah laku yang khusus)
3.       Adanya Solidaritas (terdapatnya solidaritas yang tinggi di dalam kelompok tergantung kepada kepercayaan setiap anggota akan kemampuan anggota lain untuk melaksanakan tugas dengan baik)
4.       Adanya Struktur Kelompok (suatu sistem mengenai relasi antara anggota-anggota kelompok berdasarkan peranan dan status mereka serta sumbangan masing-masing dalam interaksi kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu)
5.       Adanya Norma Kelompok ( pedoman-pedoman yang mengatur tingkah laku individu dalam suatu kelompok).
C.     TEORI TENTANG KEINGINAN MANUSIA BERGABUNG DALAM KELOMPOK

Banyak kajian yang menghasilkan teori yang menelaah mengapa orang berkelompok. Karena kelompok merupakan gejala sosial, maka telaah yang banyak di lakukan, bergerak dari teori-teori ilmu sosial, seperti sosiologi, psikologi sosial, dan komunikasi. Teori yang di anggap sebagai teori awal dan sederhana dalam melihat keinginan manusia untuk bergabung dalam pengertian kelompok sebagaimana yang di jelaskan Yusuf (1988:70-73) dengan mengitip beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
  1. Teori Kedekatan (Propinquity Theory) teori ini melihat segi kedekatan dalam pengertian spasial dan geografis.
  2. Teori yang mendasarkan pada aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan dan emosi)  Homans mendasarkan teorinya pada aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi dan sentimen-sentimen (perasaan dan emosi).
  3. Teori Keseimbangan (A Balance Theory of Group Formation) teori ini menjelaskan bahwa seseorang tertarik kepada orang lain, didasarkan atas kesamaan sikap dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu dengan yang lain.
4.       Teori Alasan Praktis (Practical Theory) teori ini mengacu pada teori kebutuhan kelompok itu sendiri mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.

D.     PERTUMBUHAN KELOMPOK
Mills menjelaskan bahwa pengertiannya “bukan penambahan dalam keanggotaan” tetapi penambahan kapabilitas-kapabilitas untuk mempertemukan kemungkinan permintaan dalam tingkatan yang lebih luas, dia menyarankan seperangkat indikator pertumbuhan kelompok sebagai berikut :
1.       Adaptasi
2.       Pencapaian tujuan
3.       Intergrasi
4.       Pola pemeliharaan dan Perluasan

E.      NORMA KELOMPOK
Goldberg dan Larson menjelaskan bahwa norma-norma mengatur tingkah laku anggota kelompok. Norma terdiri dari gambaran tentang bagaimana seharusnya mereka bertingkah laku. Norma terbagi dalam pola-pola dan aspek-aspek yang dapat diperkirakan dari kegiatan maupun dari segi pandangan kelompok.
Anggota yang menyimpang dari norma-norma kelompok akan di dorong untuk mengubah tingkah lakunya dan dalam beberapa kasus, apabila anggota tidak mentaatinya ia akan di hukum.

Masyarakat Indonesia memang unik. Berbhineka tunggal ika dan begitu bervariasi. Norma-norma dalam kelompok mempengaruhinya dalam hidup bermasyarakat. Praktisi PLS dalam memfasilitasi kegiatan dalam masyarakat harus peka terhadap situasi dan kondisi dalam kelompok yang ada dimasyarakat. Ini tantangan sekaligus potensi yang harus dikembangkan dalam masyarakat utnuk modal pembangunan masyarakat ke depan. Terimakasih.
Untuk lebih menambah pengetahuan kamu tentang kelompok, maka simaklah video dibawah ini ini. selamat menonton.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar