maknai lah gambar ini oleh kalian |
Kali
ini saya ingin berbagi mengenai Konsep dasar kelompok. Menjadi praktisi Pendidikan Luar Sekolah yang
akan terjun ke masyarakat kelak seorang praktisi PLS harus memahami konsepsi
kelompok. Kelompok ini biasanya ada dalam lingkungan masyarakat yang memberi
pengaruh pada sebuah keputusan pada masyarakat baik dalam menerima inovasi baru
ataupun menolak sebuah inovasi.
Memahami
sebuah kelompok yang ada dalam masyarakat, ketertarikan seseorang masuk ke
dalam kelompok dan keterlibatnnya dalam kelompok akan berpengaruh pada pola
pikir ia dalam berpartisipasi untuk berperan dalam masyarakatnya. Praktisi PLS
perlu
mendalami konsepsi sebagai bekal dalam memfasilitasi individu dalam
kelompok di masyarakat.
A. PENGERTIAN KELOMPOK
Banyak pendekatan untuk
mengkonseptualisasikan pengertian kelompok. Para ahli membahas dari sisi yang
berbeda. Ada pun dari sudut pandang tersebut antara lain meliputi pandangan
yang mendasarkan pada :
Persepsi,
motivasi, tujuan kelompok, organisasi kelompok, interpendensi, dan interaksi
1. Pengertian Kelompok Berdasarkan
Persepsi
Dalam hal ini
anggota-anggota kelompok tersebut mempersepsi setiap anggota menyadari hubungan
mereka dengan anggota lain. Seperti dikemukakan Smith bahwa kelompok sosial
adalah sebagai satu unit terdiri dari sejumlah orang yang memiliki persepsi
kolektif, mengenai kesatuan mereka, dan memiliki kemampuan untuk bertindak
dalam cara yang sama terhadap lingkungan mereka (Iskandar, 1990:120)
2. Pengertian Kelompok Berdasarkan
Motivasi
Pandangan ini terjadi karena para ahli
mengamati adanya individu-individu yang bergabung dalam satu kelompok, dan
mereka merasa yakin bahwa dengan bergabungnya pada satu kelompok, maka
kebutuhan yang muncul pada dirinya dapat terpenuhi. Cattel mengatakan bahwa
kelompok adalah kumpulan individu yang dalam hubungannya dapat memuaskan
kebutuhan satu sama lainnya (Iskandar, 1990:19).
3. Pengertian Kelompok Berdasarkan
Tujuan
Pengertian ini sangat dekat artinya dengan
bahasan kelompok yang mendasarkan pada motivasi. Seperti yang dikemukakan Mills
bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, dan
berbeda pada satu kelompok untuk satu tujuan dan mereka mempertimbangkan bahwa
kontaknya mempunyai arti (Iskandar, 1990:120).
4. Pengertian Kelompok Berdasarkan
Organisasi
Pengertian ini lebih mendasarkan pada
bahasan sosiologi. Karena sosiologi mempunyai tingkatan analisi yang terkecil
adalah kelompok, sedangkan pada psikologi tingkat analisis yang terendah adalah
individual. mcDavid dan Harari mengatakan kelompok adalah suatu sistem yang
diorganisasikan pada dua orang atau lebih yang dihubungkan satu dengan lainnya
yang mana sistem tersebut menunjukan
fungsi yang sama, memiliki sekumpulan standar (patokan) peran dalam berhubungan
antar anggotanya dan memiliki sekumpulan norma yang mengatur fungsi kelompok
dan setiap anggotanya. (Iskandar 1990:120).
5. Pengertian Kelompok Berdasarkan
Interdependensi
aspek terpenting dalam hal
individu-individu yang berkelompok disebabkan faktor saling ketergantungan satu
dengan lainnya. Lewin mengatakan bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah
kelompok sebagai kelompok yang dinamik, yang menunjukan saling ketergantungan
masing-masing anggota yang direalisasikan dalam persamaan tujuan (Yusuf,
1988:20)
6. Pengertian Kelompok Berdasarkan
pada Interaksi
Boner mengemukakan kelompok adalah
sejumlah orang yang berinteraksi dengan sesama lainnya, dan interaksi ini
(proses interaksi) membedakan bentuk kelompok-kelompok bersama dengan kelompok
yang lainnya.
B.
CIRI-CIRI
KELOMPOK
Soetarno
(1994:31-34) dalam buku psikologi sosial mengutip hasil penelitian para ahli
sosiologi dan ahli psikologi sosial yang menunjukan bahwa kelompok sosial
mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu :
1.
Adanya motif yang sama (kelompok
sosial terbentuk karena anggota-anggotanya mempunyai motif yang sama)
2.
Adanya Sikap In-Group dan Out-Group
(jika ada sekelompok manusia yang mempunyai tugas yang sulit atau yang
mengalami kepahitan hidup bersama, mereka akan menunjukan tingkah laku yang
khusus)
3.
Adanya Solidaritas (terdapatnya
solidaritas yang tinggi di dalam kelompok tergantung kepada kepercayaan setiap
anggota akan kemampuan anggota lain untuk melaksanakan tugas dengan baik)
4.
Adanya Struktur Kelompok (suatu sistem
mengenai relasi antara anggota-anggota kelompok berdasarkan peranan dan status
mereka serta sumbangan masing-masing dalam interaksi kelompok untuk mencapai
suatu tujuan tertentu)
5.
Adanya Norma Kelompok (
pedoman-pedoman yang mengatur tingkah laku individu dalam suatu kelompok).
C. TEORI TENTANG KEINGINAN MANUSIA
BERGABUNG DALAM KELOMPOK
Banyak kajian yang menghasilkan
teori yang menelaah mengapa orang berkelompok. Karena kelompok merupakan gejala
sosial, maka telaah yang banyak di lakukan, bergerak dari teori-teori ilmu
sosial, seperti sosiologi, psikologi sosial, dan komunikasi. Teori yang di
anggap sebagai teori awal dan sederhana dalam melihat keinginan manusia untuk
bergabung dalam pengertian kelompok sebagaimana yang di jelaskan Yusuf
(1988:70-73) dengan mengitip beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
- Teori Kedekatan (Propinquity
Theory) teori ini melihat segi kedekatan dalam pengertian spasial dan
geografis.
- Teori yang mendasarkan pada
aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan
dan emosi) Homans mendasarkan
teorinya pada aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi dan
sentimen-sentimen (perasaan dan emosi).
- Teori Keseimbangan (A Balance Theory of Group Formation)
teori ini menjelaskan bahwa seseorang tertarik kepada orang lain,
didasarkan atas kesamaan sikap dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan
satu dengan yang lain.
4.
Teori Alasan Praktis (Practical Theory) teori ini mengacu pada
teori kebutuhan kelompok itu sendiri mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
D. PERTUMBUHAN KELOMPOK
Mills
menjelaskan bahwa pengertiannya “bukan penambahan dalam keanggotaan” tetapi
penambahan kapabilitas-kapabilitas untuk mempertemukan kemungkinan permintaan
dalam tingkatan yang lebih luas, dia menyarankan seperangkat indikator
pertumbuhan kelompok sebagai berikut :
1.
Adaptasi
2.
Pencapaian tujuan
3.
Intergrasi
4.
Pola pemeliharaan dan Perluasan
E. NORMA KELOMPOK
Goldberg
dan Larson menjelaskan bahwa norma-norma mengatur tingkah laku anggota
kelompok. Norma terdiri dari gambaran tentang bagaimana seharusnya mereka
bertingkah laku. Norma terbagi dalam pola-pola dan aspek-aspek yang dapat
diperkirakan dari kegiatan maupun dari segi pandangan kelompok.
Anggota
yang menyimpang dari norma-norma kelompok akan di dorong untuk mengubah tingkah
lakunya dan dalam beberapa kasus, apabila anggota tidak mentaatinya ia akan di
hukum.
Masyarakat
Indonesia memang unik. Berbhineka tunggal ika dan begitu bervariasi. Norma-norma
dalam kelompok mempengaruhinya dalam hidup bermasyarakat. Praktisi PLS dalam
memfasilitasi kegiatan dalam masyarakat harus peka terhadap situasi dan kondisi
dalam kelompok yang ada dimasyarakat. Ini tantangan sekaligus potensi yang
harus dikembangkan dalam masyarakat utnuk modal pembangunan masyarakat ke
depan. Terimakasih.
Untuk lebih menambah pengetahuan kamu tentang kelompok, maka simaklah video dibawah ini ini. selamat menonton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar